26 November 2012

Fatwa Majelis Ulama Malaysia Tentang Tahlilan (Kenduri Arwah) dan Haramnya Tulisan Yang Mengharamkan Tahlilan


Berikut ini adalah fatwa yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Malaysia sebagaimana tercantum dalam situs resminya http://www.e-fatwa.gov.my. Isu tentang kenduri arwah (tahlilan) tidak hanya terjadi di Indonesia namun juga negeri-negeri lainnya demikian juga dengan Malaysia. Munculnya buku yang berjudul "Imam Syafie (Rahimahullah) Mengharamkan Kenduri Arwah Tahlilan, Yasinan dan Selamatan" yang di tulis  oleh seorang Wahhabiyah bernama Rasul Dahri, dimana isinya penuh kedustaan mengatas namakan Imam al-Syafi'i semakin memperkeruh hubungan antara kaum Muslimin. Buku tersebut, juga disebarkan di Indonesia serta bisa di dapat di beberapa situs yang setuju dengan kedustaan tersebut. 
Melihat kondisi tersebut, dalam  Fatwa Negeri Perak pun memuat pelarangan peredaran buku tersebut dan berikut adalag fatwa yang telah di keluarkan : [1]
Tarikh Keputusan:  5 Nov, 2009
Keputusan :  Mesyuarat Jawatankuasa Fatwa Negeri Perak yang bersidang pada 4-5 November 2009M bersamaan 16-17 Zulkaedah 1430H kali 181 memutuskan keputusan bahawa :
”Sebarang penyebaran, cetakan dan penjualan Buku-Buku Siri Syafie (Rahimullah), Mengharamkan Kenduri Arwah, Tahlilan, Yasinan Dan Selamatan adalah DILARANG dan boleh (bisa, bhs. Indonesia) didakwa di bawah Enakmen Jenayah Syariah Negeri Perak atas alasan boleh (bisa, bhs. Indonesia) mengelirukan masyarakat kecuali untuk urusan kajian ilmiah dan bukan untuk bacaan umum”. 
Status Penwartaan : Tidak Diwartakan
Nombor Rujukan :  181 
Didalam putusan yang lainnya juga disebutkan tentang haramnya karya penulis Wahhabiyah tersebut (Rasul Dahri). Diantaranya adalah buku yang berjudul  Bahaya Taqlid Buta Dan Ta'sub Mazhab, Imam Syafie (Rahimahullah) Mengharamkan Kenduri Arwah Tahlilan, Yasinan dan Selamatan, Amalan-amalan Bid'ah  Pada Bulan Sya'ban, Bahaya Tariqat Sufi / Tasawuf Terhadap Masyarakat, Hukum Mengenai Rokok Dan Mencukur Janggut, Setiap Bid'ah Menyesatkan dan Persoalan Bid'ah Menyesatkan.

Alasan dari pengharaman tersebut adalah  karena telah mempropagandakan akidah, hukum dan ajaran yang bertentangan dengan Mazhab Ahlus Sunnah wal Jama'ah dan meresahkan kaum Muslimin. [2]
Adapun tentang hukum majelis tahlil (tahlilan) sendiri dan yasinan, Fatwa Negeri Perlis di Malaysia menutuskan sebagai berikut :

FATWA KEBOLEHAN TAHLILAN [3]
Tarikh Keputusan : 9 Sep, 2002
Huraian Tajuk/Isu:

Hukum Bacaan Surah Yasin dan Bertahlil dan sampai atau tidak pahala amalan tersebut kepada simati
Keputusan:

Alhamdulillah Fatwanya,

Segala bentuk sedekah seperti kenduri, membaca ayat-ayat Al-Qur"an dan segala bentuk zikir, tahlil adalah harus (boleh, bhs. Indonesia) dan pahalanya
إن شاء الله sampai kepada si mati yang ditujukan dengan syarat diniatkan semua pahala amalan-amalan kebajikan tersebut untuk simati dengan penuh keikhlasan.

Status Penwartaan:  Tidak Diwartakan
Nombor Rujukan:  JMJ/06/LAIN-LAIN(LL)-6/2002
Namun, dalam fatwa negeri lainnya di Malaysia yakni fatwa Negeri Perlis hanya menyetujui sebagian dari tahlilan dan perlu di galakkan, sedangkan tentang membaca al-Qur'an untuk orang mati, dikatakan  tidak tsabit. [4]. Adapun menurut Ibnu Taimiyyah dan Syaikh al-Utsaimin orang mati bisa mendapatkan manfaat dari bacaan al-Qur'an dan amal-amal lainnya. [5]
 
Rujukannya :

[1].http://www.e-fatwa.gov.my/fatwa-negeri/penyebaran-buku-buku-siri-syafie-rahimullah-mengharamkan-kenduri-arwahtahlilanyasinanda
[2]. http://www.e-fatwa.gov.my/fatwa-negeri/pengharaman-buku-buku-tulisan-saudara-rasul-dahri-yang-telah-diperakui-haram-0
[3]. http://www.e-fatwa.gov.my/fatwa-negeri/hukum-membaca-surah-yasin-dan-tahlil-berjemaah-0
[4]. http://www.e-fatwa.gov.my/fatwa-negeri/kedudukan-amalan-bertahlil
[5]. Lihat ; Majmu' Fatwa Ibnu Taimiyah dan Majmu' Fatawa wa Rasaail al-Utsaimin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar