30 Oktober 2013

Sumpah Pemuda Diperingati di Solo dengan Bersholawat Bersama Habib Syekh

Solo Malam tadi (28/10/2013) hujan mengguyur Kota Solo dan sekitarnya. Meski demikian, ribuan orang tetap berbondong-bondong menuju Lapang Kota Barat untuk mengikuti acara bertajuk “Pemuda Bersholawat” yang dilaksanakan untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda. Dalam acara yang diselenggarakan oleh KNPI tersebut, hadir Wakil Walikota Solo, Kapolres Solo, Dandim Solo, dan beberapa pejabat lain di Solo. Selain itu, hadir juga Gus Yusuf Khudori yang tadi malam diminta mengisi tausiyah.
Sebagai pembuka, Habib Syekh bin Abdul Qodir Assegaf membaca fatehah yang ditujukan sebagai tawasul. “Supoyo ora adem, meluo mbengo’ (supaya tidak dingin, ikutlah bernyanyi)”, ungkap Habis Syekh yang dilanjutkan dengan mendendangkan beberapa qosidah pembuka. Di antara Qosidah yang dinyanyikan Habib Syekh menarasikan sejarah singkat Nabi Muhammad SAW dengan bahasa Indonesia. Selain itu, qosidah Padang Mbulan dan Lir Ilir juga didendangkan oleh Habib Syekh sebagai pembuka acara. Qosidah tersebut langsung diikuti oleh Syekher Mania dari berbagai daerah yang membanjiri Kota Solo tadi malam.
Setelah menyanyikan beberapa qosidah, Habib Syekh bin Abdul Qodir Assegaf meminta Wakil Walikota Solo dan Kapolres Solo untuk memberi sambutan.
Dalam sambutannya, Wakil Walikota Solo mengucapkan selamat datang kepada rombongan Ir. Akbar Tanjung yang hadir juga pada acara malam tadi. “Selamat datang di Kota Solawat. Jadi Kota Solo punya sebutan lain, Kota Sholawat. Diharapkan di penjuru kota masyarakatnya melakukan sholawat sehingga persatuan dan kesatuan selalu terjaga di kota ini”, ungkap orang nomor dua di Kota Solo tersebut di awal sambutannya.
Usai beberapa sambutan, Habib Syekh bin Abdul Qodir Assegaf kembali mendendangkan qosidah.  Ribuan orang tampak menikmati tiap qosidah yang dinyanyikan Habib Syekh dengan iringan rebana.
 Sementara itu, Gus Yusuf Khudori dalam ceramahnya membahas tentang desakralisasi takbir. Menurutnya, sekarang orang sudah terlalu mudah menyuarakan takbir di jalan-jalan. “Dikit-dikit Allohuakbar, dikit-dikit Allohuakbar”, ungkap Gus Yusuf. Beliau juga menceritakan tentang takbir yang sekarang sudah tidak ‘ampuh’ lagi. Menurutnya, hal itu karena takbir sekarang sudah diobral di jalan-jalan. Pada zaman dahulu, dengan bekal takbir, santri-santri KH Hasyim Asyari berjuang melawan penjajah dan ‘kebal senjata’ pada peristiwa 10 November di Surabaya.
Menariknya,bagi yang ingin mendengarkan ulang acara bertajuk “Pemuda Bersholawat” yang digelar tadi malam dapat mengakses: Tausyah Habib Syeh  (File Mp3)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar