Solo Malam tadi (28/10/2013) hujan mengguyur Kota Solo dan sekitarnya. Meski
demikian, ribuan orang tetap berbondong-bondong menuju Lapang Kota Barat
untuk mengikuti acara bertajuk “Pemuda Bersholawat” yang dilaksanakan
untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda. Dalam acara yang diselenggarakan
oleh KNPI tersebut, hadir Wakil Walikota Solo, Kapolres Solo, Dandim
Solo, dan beberapa pejabat lain di Solo. Selain itu, hadir juga Gus
Yusuf Khudori yang tadi malam diminta mengisi tausiyah.
Sebagai pembuka, Habib Syekh bin Abdul Qodir Assegaf membaca fatehah
yang ditujukan sebagai tawasul. “Supoyo ora adem, meluo mbengo’ (supaya
tidak dingin, ikutlah bernyanyi)”, ungkap Habis Syekh yang dilanjutkan
dengan mendendangkan beberapa qosidah pembuka. Di antara Qosidah yang
dinyanyikan Habib Syekh menarasikan sejarah singkat Nabi Muhammad SAW
dengan bahasa Indonesia. Selain itu, qosidah Padang Mbulan dan Lir Ilir
juga didendangkan oleh Habib Syekh sebagai pembuka acara. Qosidah
tersebut langsung diikuti oleh Syekher Mania dari berbagai daerah yang
membanjiri Kota Solo tadi malam.
Setelah menyanyikan beberapa qosidah, Habib Syekh bin Abdul Qodir
Assegaf meminta Wakil Walikota Solo dan Kapolres Solo untuk memberi
sambutan.
Dalam sambutannya, Wakil Walikota Solo mengucapkan selamat datang kepada
rombongan Ir. Akbar Tanjung yang hadir juga pada acara malam tadi.
“Selamat datang di Kota Solawat. Jadi Kota Solo punya sebutan lain, Kota
Sholawat. Diharapkan di penjuru kota masyarakatnya melakukan sholawat
sehingga persatuan dan kesatuan selalu terjaga di kota ini”, ungkap
orang nomor dua di Kota Solo tersebut di awal sambutannya.
Usai beberapa sambutan, Habib Syekh bin Abdul Qodir Assegaf kembali
mendendangkan qosidah. Ribuan orang tampak menikmati tiap qosidah yang
dinyanyikan Habib Syekh dengan iringan rebana.
Sementara itu, Gus Yusuf Khudori dalam ceramahnya membahas tentang
desakralisasi takbir. Menurutnya, sekarang orang sudah terlalu mudah
menyuarakan takbir di jalan-jalan. “Dikit-dikit Allohuakbar, dikit-dikit
Allohuakbar”, ungkap Gus Yusuf. Beliau juga menceritakan tentang takbir
yang sekarang sudah tidak ‘ampuh’ lagi. Menurutnya, hal itu karena
takbir sekarang sudah diobral di jalan-jalan. Pada zaman dahulu, dengan
bekal takbir, santri-santri KH Hasyim Asyari berjuang melawan penjajah
dan ‘kebal senjata’ pada peristiwa 10 November di Surabaya.
Menariknya,bagi yang ingin mendengarkan ulang acara bertajuk “Pemuda Bersholawat” yang digelar tadi malam dapat mengakses: Tausyah Habib Syeh (File Mp3)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar