REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA--Penasehat
PP Muhammadiyah Prof HM. Amien Rais mengatakan bahwa saat ini umat manusia
menghadapi lima krisis yaitu krisis kependudukan, krisis pangan, krisis energi,
krisis ekologi/lingkungan. Untuk mengatasi hal itu Amien mengajak kaum
Muhammadiyah dan Aisyiyah untuk meningkatkan tahlilan bersama-sama..
''Kalau tidak mau tahlilan keluar dari Muhammadiyah dan Aisyiah,''tegas Amien
saat menyampaikan pengajian dalam Tabligh Akbar Muktamar Aisyiyah ke-46 dengan
tema Nir Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak Salah Satu Kunci Peradaban
Bangsa yang diselenggarakan di Graha Wana Bhakti Yasa, Yogyakarta, Sabtu (3/7).
Tabligh Akbar ini dibuka oleh Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Linda Amalia Sari Gumelar.
Menurut Amien, ada dua macam tahlil yaitu dengan lisan atau mengucapkan
lailahaillallah dan dengan anggota badan dengan mewujudkan menjadi amal sholeh
yang konkret. Hal inilah yang membedakan organisasi Muhamammadiyah dan Aisyiyah
dengan organisasi lain bahwa islam itu dua sisi dari satu mata uang yang sama
yaitu iman dan amal sholeh.
''Maksud saya Muhammadiyah dan Aisyiyah harus meningkatkan bil lisan dan bil
arkhan untuk mengatasi lima krisis yang dihadapi umat Islam. Meskipun tidak
mungkin kita sendirian memikul lima krisis. Namun setidaknya kita memberi
kontribusi sumbangan untuk menjawab tantangan lima krisis tersebut,''ungkap
dia.
Lebih lanjut dia mengatakan saat ini yang dihadapi Muhammadiyah dan Aisyiyah
tantangannya makin kompleks dan komplikasi, jauh berbeda dengan yang dihadapi
kakek nenek satu abad yang lalu. Tetapi perintah Al-Qur'an bahwa menjadi khoiro
umatin tidak pernah hilang dengan tantangan semakin menggunung. ''Namun kalau
kita bisa menghadapi perubahan global jangan puas apalagi kalau mampu membuat
antisipasi terhadap perubahan karena itu tidak sulit,''kata Amien.
Dikatakan Amien yang lebih menantang lagi adalah apabila kita tahu memanejemen
perubahan. Apabila Muhammadiyah mempunyai impian menjadi lokomotif membangun
peradaban utama maka harus ikut memegang kunci peradaban ini. ''Jadi, jangan
sampai diantara Aisyiyah dan Muhammadiyah ada yang berpikir sudahlah di dunia
jadi umat kalah dan terpinggirkan tak apa, tetapi masuk surga. Padahal kalau
kita mendapat musibah dunia, jangan-jangan mendapat musibah akherat,''tutur
dia.
Karena itulah Amien menegaskan Muhammadiyah dan Aisyiyah harus memegang kunci
peradaban di dunia. Paling tidak kita bisa memegang kehidupan nasional di
bidang keuangan, perbankan, perkebunan, kehutanan, pelayaran, pendidikan,
pertanian, dan sebagainya. Dia memberi contoh bahwa pendiri Muhammadiyah Ki
Dahlan dan Nyi Dahlan itu bukan manusia pemimpi, melainkan manusia yang beraksi
berkarya nyata untuk mengubah kehidupan manusia ke kehidupan yang lebih bagus.
.
Hal ketiga yang dianggap penting oleh Amien selain memenej perubahan dan
memegang kunci peradaban adalah pentingnya kaderisasi buat masa depan dan
gerakan Muhammadiyah dan Aisyiyah. Menurut dia, kaderisasi Muhammadiyah belum
ideal tapi sudah lumayan, sedangkan kaderisasi Aisyiyah masih di bawah lumayan.
Untuk itu dia berharap agar kaderisasi Muhammadiyah dan Aisyiyah bisa lebih
cepat dan merambah untuk penyegaran persyarikatan maka yang diperlukan pemimpin
yang berusia 60-an dan 40-an dan syukur 30-an. '''Jadi pemimpin dengan usia tua
dan muda sangat diperlukan untuk menjadi satu agar pertumbuhan kaderisasi lebih
cepat lagi,''kata Amien yang mengharapkan Chamamah masih tetap menjadi Ketua
Umum PP Aisyiyah.
Redaktur:
Krisman Purwoko
Reporter:
neni
Tidak ada komentar:
Posting Komentar