Bentrok di Blora, panggung dan 6 mobil dirusak warga
Add caption |
Rencana ribuan jamaah Majelis Tafsir Alquran (MTA) menggelar pengajian akbar di Lapangan Desa Kamolan, Kecamatan Blora, Kabupaten Blora, Jawa Tengah Sabtu (14/7) pagi ini digagalkan warga.
Sebab, ratusan warga sekitar selain merusak enam mobil dan beberapa sepeda motor, warga juga merobohkan panggung yang rencananya akan digunakan sebagai mimbar pengajian. Aksi pengerusakan itu terjadi saat bentrokan antara warga, aparat kepolisian dan satgas MTA terjadi sedikitnya sebanyak tiga kali.
Tidak ada korban jiwa dalam aksi bentrokan itu, namun dua anggota Satgas MTA juga mengalami luka dibagian muka akibat bentrok dengan warga dan polisi. Keduanya langsung dilarikan ke poliklinik Polres Blora untuk mendapatkan perawatan.
Sebelum merusak dan merobohkan panggung, sejak Jumat (13/7) malam sekitar 21.30 WIB ratusan warga sudah mendatangi lokasi pengajian untuk menolak dan membubarkan kegiatan itu.
Warga menilai kegiatan pengajian oleh ribuan jamaah MTA itu merupakan aliran sesat karena tidak memperbolehkan dan mengharamkan pengikutnya untuk tahlil dan ziarah kubur. Ratusan warga menghimpun kekuatan untuk membubarkan rencana pengajian itu.
Begitu kekuatan terbentuk, ribuan warga langsung menghadang setiap mobil jamaah MTA yang hendak menuju lokasi pengajian. Setelah itu, warga merangsek menuju lapangan Desa Kamolan untuk mengusir para jamaah MTA supaya tidak melanjutkan rencana menggelar pengajian.
Himbauan polisi untuk tidak mendekati lapangan pelaksanaan pengajian ditolak warga. Sesampainya di lapangan, warga langsung meneriaki ribuan jamaah MTA agar membubarkan diri. Warga yang telah tersulut emosi, langsung merobohkan panggung pengajian dan merusak sejumlah mobil.
Melihat emosi warga, polisi berupaya memukul mundur massa. Bentrokan pun tak terhindarkan. Sedikitnya sebanyak tiga kali bentrokan pecah. Lemparan batu sempat digencarkan oleh warga. Para jamaah MTA sempat terpancing dengan mengeroyok salah seorang warga. Namun polisi berhasil mengamankan warga tersebut dari amukan jamaah MTA.
Warga semakin kalap dengan membakar umbul-umbul dan bendera MTA. Melihat emosi warga yang sudah tidak terkontrol, polisi akhirnya Sabtu (14/7) dini hari mengevakuasi ribuan jamaah MTA ke Mapolres dengan menggunakan truk Dalmas.
Kalah masa dengan warga yang berjaga-jaga di sepanjang jalan desa, Sabtu (14/7) pagi tadi ribuan jamaah MTA sudah dievakuasi untuk dipulangkan ke rumah mereka masing-masing guna menghindari bentrokan berkepanjangan. Selama proses evakuasi berlangsung, para jamaah dikawal ketat oleh petugas satuan Dalmas Polda Jateng.
"Pagi ini kira-kira sekitar pukul 09.15 WIB jamaah MTA yang kita evakuasi di Mapolres Blora sudah bisa kita evakuasi dengan pengawalan khusus pasukan Dalmas Polda Jateng. Mereka sedang dalam perjalanan menuju rumah masing-masing," ungkap Kabid Humas Polda Jateng Kombes Djihartono saat dikonfirmasi merdeka.com Sabtu(14/7) pagi.
Seperti yang diberitakan, ribuan warga Desa Kamolan, Blora, Jateng menolak rencana MTA menggelar pengajian akbar di desa mereka. Warga tidak sepaham dengan ajaran MTA yang tidak membenarkan adanya tahlil dan ziarah kubur. Padahal, tradisi ziarah kubur selama ini sangat melekat bagi masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar