THE REAL ENEMIES OF ISLAM AND HOW TO RECOGNIZE THEM
Mawlana Syaikh Hisyam Kabbani
Mawlana Syaikh Hisyam Kabbani
Diambil dari http://mevlanasufi.blogspot.com
Musuh Islam Sebenarnya dan Bagaimana Mengenalinya
Musuh
Islam sebenarnya saat ini bukan hanya Yahudi, Nasrani, Komunis tetapi
juga sesame muslim sendiri. Kebanyakan dari golongan muslim yang
menghancurkan Islam, mereka tidak menyadari bahwa tindakannya hanya akan
menghancurkan Islam itu sendiri. Berkumpul bersama mereka, berdiskusi,
atau bahkan hanya melihat mereka, dapat membawa kegelapan dihati kita.
Berdebat dengan mereka adalah tindakan yang terburuk.
Dibalik
perhatian mereka yang baik terhadap ibadah mereka, dan hanya Allah swt
dan nabi saw yang mengetahuinya, mereka tak dapat menolong diri mereka
sendiri untuk menjadi korban dari ibadahnya sendiri. Muslim yang tumbuh
dalam lngklungan islam dan semenjak kecil dalam didikan sekolah Islam
hingga ketingakt universitas, kurikulum agama islam yang mereka pelajari
berdasarkan akidah yang akan menghancurkan Islam itu sendiri.
Media
massa, televise, radio , surat kabar, walaupun merupakan program yang
sangat relijius, juga artikel mereka di surat kabar merupakan hal yang
sangat mendistorsikan pemahaman keislaman. Dan hal ini tak dapat
mengangkat citra islam bahkan membuat perpecahan dikalangan umat Islam
sendiri. Tetapi mereka masih mengatakan hal itu sesuatu yang islami.
Jangan
harapkan mereka, kecuali keburukan saja dari golongan seperti ini.
Allah swt telah menuliskan bimbingan dan epetance, bahwa hanya dengan
rasa memiliki kepada nabi saw melalui barakah Awliya, mereka dapat
menghitung kehidupannya dan melalui pandangan ampunan dan meletakan
mereka dibawah sayap intercession.
Dalam
pandangan saya , saya hanya melihat satu cara bagaimana menghadapi
mereka di Amerika dan didunia barat, dan hal itu adalah dengan cara
menjauh dari mereka dan peringati masyarakat tentang mereka. Seoarng
syaikh yang saya ketahui mengatakan kepada para murid-muridnya untuk
menjauhi mereka, mereka adalah musuh sesungghnya bagi Islam, dan
berbicara dengan mereka akan membawa kegelapan pada hati, bahkan pada
seluruh sisa umur kehidupan mereka. Dan butuh waktu seratus tahun untuk
membersihkan racun dari hati akibat racun dari ibadah mereka.
bagaimana
cara mengenali mereka? Disini ada beberapa elemen dasar ciri-ciri
mereka sehingga kita dapat menghindari mereka dalam kehidupan didunia
maupun diakherat nanti. Insya Allah. Satu-satunya harapan untuk Islam di
bumi ini adalah….dst
1. Salat mereka tidak sesuai dari salah satu dari ke empat mazhab dalam islam. Khususnya ketika mereka mengangkat tangan mereka setelah ruku dan menyilangkan tangan mereka diantara ruku dan sujud.
Cara
mereka ketika Tashahhud ( ketika duduk tahiyat) dan menggerakan jari
telunjuk mereka terus menerus selama tasahud tersebut. Pemahaman mereka
terhadap sunah Mustafa, hadist Nabi saw, sangat kontradiksi dengan
dengan seluruh mazhab meskipun mereka menggunakan hadist yang sama yang
diriwayatkan oleh Imam Ahmad,” Nabi saw menggerakkan telunjuknya ketika
tashahud. Beberapa mazhab hanya menggerakkan tangan sekali saja, kecuali
mazhab Maliki dalam seluruh tashahud tetapi hanya menggerakkan kekiri
dan kekanan tidak keatas dan kebawah. Mereka membuat cara yang baru
dengan menggerakn telunjuk kesegala arah yang sangat bertentangan dengan
cara-cara yang disebutkan dalam ke 4 mazhab.
2. Mereka tidak mengangkat tangan mereka ketika berdoa,
mereka tidak menutup kepala mereka ketika solat atau dalam keseharian
mereka, meskipun telah diketahui selama berabad-abad, bahwa lelaki yang
tidak menutupi kepalanya adalah seperti mereka yang telah kehilangan
harga diri dan kehormatannya ( Makhrum al –Muru’a). Mereka tak pernah
memakai surban, yang merupakan sunnah Nabi saw, yang selalu digunakan
oleh para sahabah dan tabi’in.
Dalam
beberapa acara mereka memakai Iq’al. Yang sangat bertentangan dengan
sunah, tidak pernah Nabi saw menggunakan Iq’al selama hidupnya.
3. Mereka tidak pernah melakukan Shalat Israq,
2 rakaat sunah setelah matahari terbit, Bila hal ini masih belum cukup
untuk mengenali tanda-tanda mereka dan menghindari berkumpul bersama
mereka bahkan menjauh dari mereka, maka ada beberapa cirri-ciri mereka
lainnya seperti disebutkan dibawah ini.
Mereka
berkata, bahwa solat mereka hanya mengikuti Quran dan sunah saja.
Berarti kehidupan Islam yang dibangun muslim selama lebih dari 13 abad,
sebelum faham mereka muncul pada tahun 1930 an mereka katakan tidak
mengikuti Quran dan Sunah. Tetapi mereka juga mengatakan kembali kepada
sunah adalah keharusan, jangan dengarkan para Imam 4 mazhab atau ulama
islam lainnya, siapapun mereka.
Mayoritas
muslim akan berpegangan pada Ulama Besar Islam dijaman awal yang
mengatakan,” Jika kalian melihat apa yang saya katakan dan hal itu
bertentangan dengan sunah Nabi saw, maka abaikan apa yang saya katakan,
dan ikuti sunah saja”. Kata-kata ini menggambarkan betapa rendah
hatinya ulama besar jaman awal yang tidak ingin menonjolkan diri, tetapi
saat ini mereka menghantam saja. Mereka tidak memperhatikan , bahwa
Imam yang mengatakan hal ini juga mengatakan,” Jika Nabi saw
meninggalkan ku meski hanya satu malam, saya akan menganggap diriku
sebagai hipokrit”. Ini adalah ucapan Abu Hanifa Ibn Numan, mudah-mudahan
Allah merahmatinya.
Mereka
juga berkata,”Mereka adalah manusia biasa dan kita juga manusia”. Kita
tahu saat ini yang mereka tak tahu. Yang paling moderat diantara mereka
adalah mereka yang tidak berbicara negative mengenai Imam ke 4 mazhab,
meskipun demikian mereka tetap tidak mengikuti kebiasaan Imam ke-empat
Madzhab tsb. imam tsb. Mereka mengikuti cara mereka sendiri berdasarkan
buku terkenal Sifat Salat Nabi saw, oleh Nasrudin al Albani, Albani
bahkan tidak pernah bisa membuktikan bahwa ia telah mendapat Ijazah
untuk mengajar dari gurunya, tentu saja saya lebih mengikuti Imam Malik,
Abu Hanifa, Imam Syafi’I atau Ibn Hambali.
4. Satu dari argument terburuk mereka, adalah bertanya mengenai dalil dari Al-Quran dan Sunah yang menjadi pedoman para Ulama Besar tadi.
Mereka tidak mengerti bahwa Al-Quran dan Sunah adalah pilar yang mana
antara lainnya terbukti termasuk juga Qiyas, Ijma’a, Qaul para Sahabat.
Dan juga yang tak kalah pentingnya adalah Maaruf, atau berdasarkan
pendapat orang yang memiliki moral yang baik dan setuju bahwa amalan
tersebut adalah baik.
5.
Jika kalian bertanya kepada mereka mengenai kebiasaan muslim di seluruh
dunia memperingati hari kelahiran atau Mawlid Nabi, maka mereka akan mengatakan Bid’ah dlolalah.
Masjid-masjid
mereka hanya memiliki dinding yang putih saja, padahal rumah dan kantor
mereka penuh hiasan kaligrafi. Tak perlu bertanya kepada mereka mengapa
demikian, karena mereka tak akan menjawabnya. Mereka mungkin saja
sangat dermawan dan kaya, tetapi berhati-hatilah apa yang mereka katakan
dibelakang kalian jika kalian mengatakan bahwa kalian adalah murid dari
Syaikh ini. Itulah adalah salah satu dosa terbesar dalam pandangan
mereka jika kalian memiliki Syaikh.
Mereka
mungkin memaafkan kalian jika kalian tak tahu ilmu agama, tetapi mereka
tak akan memaafkan kalian jika kalian mempelajari agama melalui
seseorang Mursyid. Mereka lebih memilih belajar melalui buku, video tape atau melalui universitas mereka.
6. Poin terakhir dalam bagian ini adalah interpretasi literal mereka dalam sebuah hadis Nabi saw seperti,”
Apa yang terdapat di bawah engkel adalah neraka!. Disisi lain mereka
cenderung untuk mencari interpretasi sendiri, tetapi paling obvious dari
hadist kewalian,” “Aku akan menjadi mata baginya bagi apa yang
dilihatnya, menjadi pendengarannya ketika ia mendengar, menjadi
tangannya untuk memegang, dan menjadi kakinya dimana ia melangkah”.
Pernah saya katakan hadist ini kepada seorang teman di perpustakaan
Islamic Center dan satu dari mereka yang duduk disebelahku berkata,” Ini
adalah Hululiya!”. Saya tak dapat menahan berkata,” Jika Nabi saw
berkata ini adalah hululiya maka saya hululiya!”.
Wa min Allah at Tawfiq
Tidak ada komentar:
Posting Komentar