Agama dan
budaya memaknai pernikahan sebagai suatu bagian penting dari perjalan hidup
seseorang, pernikahan yang telah di-ulas sebelumnya sebagai sebuah ritual yang
penuh dengan kesakralan. Sebagaimana umumnya harapan tiap manusia, tiap
pasangan manusia, tiap keluarga dari pasangan manusia tersebut bahwa pernikahan
akan membawa kebahagiaan dan ketenteraman bagi pasangan yang melangsungkan
pernikahan, keluarga, masyarakat dan lingkungan pada umum-nya. Harapan-harapan
inilah yang kemudian melahirkan rutinitas ritual budaya yang dimaksudkan untuk
mendukung niat kebaikan dan kebahagiaan yang ingin diraih dari pernikahan,
termasuk dalam menentukan saat-saat yang dipercaya baik untuk melangsungkan
hajatan pernikahan berdasar budaya Jawa.
Dari bulan
yang ada dalam penanggalan Jawa juga dikenal adanya bulan yang dianggap baik
dan yang dianggap kurang baik untuk melaksanakan hajatan pernikahan. Di-antara
bulan-bulan tersebut perlu di-garis-bawah-i bahwa bulan Jumadil Akhir, Rajab,
Ruwah dan Besar jika terdapat hari Selasa Kliwon maka akan
sangat baik untuk melaksanakan pernikahan. Jika pada bulan-bulan tersebut
ter-dapat hari Jumat Kliwon maka juga sangat baik untuk melakukan
hajatan pernikahan. Akan tetapi jika pada bulan-bulan tersebut tidak terdapat
hari Selasa Kliwon maka Jumadil Akhir, Rajab,
Ruwah dan Besar itu termasuk saat yang kurang baik untuk
melaksanakan hajatan pernikahan. Jikalau sangat terpaksa maka hajatan tersebut
bisa dilaksanakan pada bulan pengganti, seperti bulan Sapar, Rabiul
Awal, Jumadil Awal maupun bulan Syawal. Hal itu
boleh di-laksana-kan dengan syarat pada bulan-bulan pengganti tersebut terdapat
hari Selasa Kliwon atau hari Jumat Kliwon.
Adapun
bulan-bulan yang dianggap baik dan kurang baik untuk melaksanakan hajatan
pernikahan bedasar penanggalan Jawa, antara lain :
SURA;
merunut kepercayaan Jawa pada bulan Sura sebaiknya tidak melakukan hajatan
apapun termasuk hajatan pernikahan. Jika tetap melaksanakan hajatan pernikahan
di bulan Sura di-khawatirkan akan mengalami kesukaran hidup dan rumah
tangga-nya akan banyak terjadi pertengkaran.
SAPAR;
melakukan hajatan pernikahan pada bulan Sapar sebenarnya boleh-boleh saja,
namun efek yang ditakutkan adalah dalam kehidupan rumah-tangga nya akan
memiliki banyak hutang dan serba kekurangan.
RABIUL AWAL;
tidak dianjurkan untuk melaksanakan hajatan pernikahan pada bulan Rabiul Awal,
karena ditakutkan dalam kehidupan rumah-tangga salah satunya akan meninggal.
Jadi, hindari melaksanakan hajatan pernikahan di bulan Rabiul Awal bila ingin
menghindari malapetaka.
RABIUL
AKHIR; di-per-boleh-kan melaksanakan hajatan pernikahan pada bulan Rabiul Akhir,
tetapi harus siap kalau rumah-tangganya mendapat cacimaki dan dipergunjingkan
oleh orang lain.
JUMADIL
AWAL; pada bulan Jumadil Awal boleh melaksanakan hajatan pernikahan, tetapi
dengan resiko dalam kehidupan rumah-tangganya memiliki banyak musuh, mengalami
banyak kehilangan dan seringkali tertipu oleh orang lain.
JUMADIL
AKHIR; melaksanakan hajatan pernikahan pada bulan Jumadil Akhir dipercaya dapat
membawa keberuntungan karena pasangan suami-istri akan memiliki kekayaan yang
melimpah-ruah.
RAJAB; bulan
Rajab juga sangat baik untuk melangsungkan hajatan pernikahan sebab dipercaya
dapat membawa keberkahan, keselamatan dan akan memiliki banyak anak.
RUWAH; bulan
Ruwah juga dipercaya sebagai bulan yang baik untuk melaksanakan hajatan
pernikahan sebab pasangan suami-istri yang melangsungkan pernikahan pada bulan
ini akan mendapatkan keselamatan dan kedamaian dalam rumah-tangganya.
PUASA; bulan
Puasa dipercaya sebagai bulan yang kurang baik untuk melangsungkan hajatan
pernikahan karena dikhawatirkan pasangan yang menikah pada bulan ini akan
mengalami banyak musibah dalam hidupnya.
SYAWAL;
bulan Syawal juga dipercaya sebagai bulan yang kurang baik untuk melaksanakan
hajatan pernikahan sebab pasangan yang menikah pada bulan ini akan mengalami
kekurangan dan banyak hutang.
ZULKAIDAH;
bulan Zulkaidah juga termasuk dalam bulan-bulan yang kurang baik untuk
melangsungkan hajatan pernikahan karena ditakutkan pasangan yang menikah pada
bulan ini akan sering mengalami sakit dan cenderung untuk memiliki banyak musuh
karena sering bertengkar dengan orang lain.
BESAR; bulan
Besar dipercaya sebagai bulan yang baik untuk melangsungkan hajatan pernikahan
sebab pasangan yang menikah pada bulan ini akan mem-peroleh banyak rezeki dan
mendapatkan banyak kebahagiaan dalam rumah-tangganya.
Demikianlah,
percaya tidak percaya kita tetap harus taat pada hukum-hukum alam. Bagaimana
alam ini di-cipta-kan dan di-atur seharusnya membuka kesadaran bahwa tidak ada
se-suatu yang kebetulan di alam-raya ini. Nilai-nilai yang kemudian ada dan
berkembang sebagai aktivitas pola gerak budaya yang di-legal-kan sesuai dengan
apa yang disebut sebagai ketentuan syariat langit dan kitab-kitab suci
menempatkan pernikahan sebagai sebuah “fenomena suci”, di-mana pelaksanaan-nya
haruslah di-iringi dengan beberapa ketetapan ritual. Aktivitas ritual ini yang
kemudian lebih di-kenal dengan sebutan kearifan lokal. Kearifan lokal ini ada
dan berkembang sebagai bentuk harapan-harapan positip yang di-ingin-kan lahir
melalui sebuah pernikahan, hajatan pernikahan, dan kemudian pula budaya
menetapkan ritual-ritual tertentu untuk hajatan pernikahan dan tentu saja
termasuk di-dalam-nya tentang menentukan saat-saat yang dianjurkan untuk
melaksanakan hajatan pernikahan ber-dasar-kan penanggalan Jawa. Hajatan
Pernikahan Dalam Penanggalan Jawa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar